Selasa, 27 Oktober 2015

tugas kelompok genap "the betaseron decision"

Case analysis
The Betaseron Decision (A)
This case is about the dilemma Betaseron had over their MS treating medicine that was under extremely high demand but they were not able to fulfill all demand for the first 2 years. Betaseron is proven to greatly improve the quality of life for people with MS and is therefore under high demand. But due to the low production rates and the fact that Betaseron was unprepared to manufactured and distribute the medicine, it was estimated that they would have enough of it for less than 1/5 of the potential client base. This created the dilemma of who would receive the medicine and who would have to wait, among many other problems.
Even though there are many issues with the distribution and manufacturing of Betaseron, this is not the major problem. There is one major problem that lead to all this chaos and rush and that is the fact of how the FDA decided to expedite the approval process for Betaseron. This took one year instead of the standard three. Betaseron was not expecting this, the therefore had to dramatically upscale production and start to distribute the medicine in a relatively short amount of time. This lead to many other problems, such as who would get the medicine and who would have to wait. If Betaseron would have had the additional 2 years they had anticipated to get the medicine into production and distribution.
Analysis :
Betaseron, Chiron Corporation, and Berlex Laboratories all did the best things they could under the possible circumstances. They were anticipating a 3 years FDA approval process, which would have allowed them the time necessary to put Betaseron in production and distribution. Betaseron was the first and only drug that was proven to have an effect on the frequency of exacerbations. Therefore, Chiron Corporation had an extreme amount of pressure from people with MS and organizations supporting the research of MS to get the medicine out on the market and helping people as soon as possible, even if it would mean having to choose only select patients. Betaseron was greatly improving the quality of life for about 12.000-20.000 people in its first year of production (by the end of 1993). And they estimated that in 1996 they would be able to provide it to all who requested the Betaseron. So even though they are not able to fulfill all demand in the first 2 years, they are helping people 2 years earlier then they would have been able to do if the FDA would have taken the customary 3 years to approve Betaseron. Overall, Betaseron did the best thing they could have done in the available circumstances.

 kelompok 4:
Eka Evisesman Z (22212402)
R. Panji Bagus Satrio (25212811)
Rahayu Afriyani (25212905)

Kamis, 08 Oktober 2015

1.     

1.        Berapa jumlah PSAK dalam hasil adopsi IFRS?

Jawab:
Jumlah IFRS yang telah diadopsi ke PSAK ada sebanyak 47 IFRS, yaitu sebagai berikut:
1.      PSAK 1 Penyajian Laporan Keuangan (Revisi 2009)
2.      PSAK 2 Laporan Arus Kas (Revisi 2009)
3.      PSAK 3 Laporan Keuangan Interim (Revisi 2010)
4.      PSAK 4 Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri (Revisi 2009)
5.      PSAK 5 Segmen Operasi (Revisi 2009)
6.      PSAK 7 Pengungkapan  Pihak-Pihak Berelasi (Revisi 2009)
7.      PSAK 8 Peristiwa Setelah Akhir Periode Pelaporan  (Revisi 2010)
8.      PSAK 10 Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing (Revisi 2009)
9.      PSAK 12 Ventura Bersama (Revisi 2009)
10.    PSAK 13 Properti Investasi (Revisi 2011)
11.    PSAK 14 Persediaan (Revisi 2008)
12.    PSAK 15 Investasi pada Asosiasi (Revisi 2009)
13.    PSAK 16 Aset Tetap (Revisi 2011)
14.    PSAK 18 Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat  Purnakarya (Revisi 2010)
15.    PSAK 19 Aset Tidak Berwujud (Revisi 2009)
16.    PSAK 22 Kombinasi Bisnis (Revisi 2010)
17  .  PSAK 23 Pendapatan (Revisi 2009)
18.    PSAK 24 Imbalan Kerja (Revisi 2010)
19.    PSAK 25 Kebijakan Akuntansi, Estimasi, Kesalahan  (Revisi 2009)
20.    PSAK 26 Biaya Pinjaman (Revisi 2011)
21.    PSAK 28 Akuntansi Asuransi Kerugian (Revisi 2010)
22.    PSAK 30 Sewa (Revisi 2011)
23.    PSAK 31 Instrumen Keuangan: Pengungkapan (Revisi 2009)
24.    PSAK 33 Akuntansi Pertambangan Umum (Revisi 2011)
25.    PSAK 34 Kontrak Kontruksi (Revisi 2010)
26.    PSAK 36 Akuntansi Asuransi Jiwa (Revisi 2010)
27.    PSAK 38 Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali (Revisi 2011)
28.    PSAK 45 Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba (Revisi 2010)
29.    PSAK 46 Pajak Penghasilan (Revisi 2010)
30.    PSAK 48 Penurunan Nilai Aset (Revisi 2009)
31.    PSAK 50 Instrumen Keuangan: Penyajian (Revisi 2010)
32 .   PSAK 53 Pembayaran Berbasis Saham (Revisi 2010)
33.    PSAK 55 Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran  (Revisi 2011)
34.    PSAK 56 Laba per Saham (Revisi 2010)
35.    PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban dan Aset  Kontinjensi (Revisi 2009)
36.    PSAK 58 Aset Tidak Lancar
37.    PSAK 60 Instrumen Keuangan: Pengungkapan)
38.    PSAK 61 Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan  Bantuan Pemerintah
39.    PSAK 62 Kontrak Asuransi
40.    PSAK 63 Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi
41.    PSAK 64 Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral
42.    PSAK 107 Akuntansi Ijarah
43.    PSAK 108 Penyelesaian Utang Piutang Murabahah
44.    PSAK 109 Akuntansi Zakat Infaq Sedekah
45.    PSAK 110 Akuntansi Hawalah
46.    PSAK 111 Akuntansi Asuransi Syariah
47.    PSAK ETAP

2. Sebutkan PSAK yang dihapus setelah mengadopsi IFRS!

Jawab:
Setelah Indonesia mengadopsi penuh IFRS, PSAK khusus industri dihapus. IFRS adalah standar yang disusun dengan basis transaksi dan perlakukan khusus elemen laporan keuangan bukan industri, sehingga  semua standar yang terkait dengan industri dihapus. PSAK yang tidak ada rujukannya dalam IFRS juga dicabut diantaranya akuntansi waran, anjak piutang, restrukturisasi utang piutang bermasalah. Standar ini dicabut karena telah tercakup dalam pengaturan PSAK 50 dan 55 tentang Instrumen Keuangan. PSAK industri yang saat ini telah dicabut adalah:
1.      PSAK 32 Akuntansi Kehutanan,
2.      PSAK 35 Akuntansi Pendapatan Jasa Telekomunikasi
3.      PSAK 37 Akuntansi Penyelenggaraan Jalan Tol
4.      PSAK 31 (revisi 2000) Akuntansi Perbankan
5.      PSAK 42 Akuntansi Perusahaan Efek.

3.        Pilih salah satu PSAK yang mengadopsi IFRS! Ringkas dan beri komentar!

Jawab:
PSAK 101 Penyajian Laporan Keuangan Syariah mengatur penyajian dan pengungkapan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statements) untuk entitas syariah, yang selanjutnya disebut “laporan keuangan”. Laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas syariah yang meliputi:
(a) aset;
(b) kewajiban;
(c) dana syirkah temporer;
(d) ekuitas;
(e) pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian;
(f) arus kas;
(g) dana zakat; dan
(h) dana kebajikan.
Komentar: Seperti halnya penyajian laporan keuangan umum, penyajian laporan keuangan syariah harus mempunyai standar umum. Standar ini  harus diperhatikan ketika suatu entitas akan membuat laporan keuangan syariah.


Sumber:
http://untag-himatansi.blogspot.co.id/2015/01/psak-dan-isak-exposure-draft.html
https://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2012/06/Dampak-Implementasi-IFRS.doc
http://www.iaiglobal.or.id/v02/prinsip_akuntansi/standar.php?cat=SAK%20Syariah&id=63 

Tugas Audit 2


Jasa yang diberikan oleh para staf profesional suatu kantor akuntan publik, menurut (Mulyadi, 1998;5-7), dapat di klasifikasikan menjadi dua, yaitu: jasa atestasi dan jasa non atestasi. Atestasi adalah suatu pernyataan atau pertimbanagn seseorang yang independen dan kompeten mengenai kesesuaian, dalam segala hal yang signifikan, asersi (pernyataan manajemen yang terkandung dalam komponen keuangan) suatu entitas (kesatuan) dengan kriteria yang telah ditetapkan. Ada empat jenis jasa atestasi yang dapat diberikan oleh suatu kantor akuntan publik, yaitu:

1.        Auditing
Jasa auditing mencakup perolehan dan penilaian bukti yang mendasari laporan keuangan historis suatu entitas yang berisi asersi yang dibuat oleh manajemen entiras tersebut. Akuntan pubik yang memberikan jasa auditing disebut dengan istilah auditor. Atas dasar audit yang dilaksanakan terhadap laporan keuangan historis suatu entiras, auditor menyatakan suatu pendapat mengenai apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha entitas sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum. Dalam menyajikan jasa auditing iini, auditor memberikan keyakinan positif (positive assurance) atas asersi yang dibuat oleh manajemen dalam laporan keuangan historis. Keyakinan (assurance) menunjukan tingkat kepastian yang ingin dicapai dan yang ingin disampaikan oleh auditor bahwa kesimpulannya yang dinyatakkan dalam laporannya adalah benar. Tingkat keyakinan yang dapat dicapai oleh auditor ditentukan oleh hasil pengumpulan bukti. Semakin banyak jumlah bukti kompeten dan releven yang dikumpulkan, semakin tinggi tingkat keyakinan yang dicapai oleh auditor. Jasa ini merupakan jasa profesi akuntan publik yang paling dikenal dalam masyarakat dan seringkali disebut sebagai jasa tradisional profesi akuntan publik.

2.        Pemerikasaan
Istilah pemeriksaan digunakan untuk jasa lain yang dihasilkan oleh profesi akuntan publik yang berupa pernyataan suatu pendapat tentang kesesuaian asersi yang dibuat oleh pihak lain dengan kriteria yang telah di tetapkan. Contoh kasus pemeriksaan profesi akuntan publik adalah pemeriksaan terhadap informasi keuangan prospektif dan pemeriksaan untuk  menentukan kesesuaian pengendalian intern suatu entitas dengan kriteria yang di tetapkan oleh instansi pemerintah atau badan pengatur. Dalam menghasilkan jasa pemeriksaan, akuntan publik memberikan keyakinan positif atas asersi dibuat oleh manajemen. Pemeriksaan yang dilaksanakan oleh profesi akuntan publik terhadap laporan keuangan historis disebut dengan istilah auditing dan akuntan yang menghasilkan jasa adalah auditing disebut dengan istilah auditor. Pemeriksaan oleh profesi akuntan publik selain terhadap keuangan historis, seperti misalnya terhadap informasi keuangan prospektif, disebut dengan istilah pemeriksaan dan akuntan publik yang menghasilkan jasa pemeriksaan semacam ini disebut dengan praktisi. Dengan demikian istilah audit dan auditor khusus digunakan jika profesi akuntan publik berkaitan dengan atestasi atas asersi yang terkandung dalam laporan keuangan historis.


3.        Review
Jasa review terutama berupa permintaan keterangan dan prosedur analisis terhadap informasi keuangan suatu entitas dengan tujuan untuk memberikan keyakinan negatif atas asersi yang tekandung dalam informasi keuangan tersebut. Keyakinan negatif lebih rendah tingkatnya dibandingkan dengan keyakinan positif yang diberikan oleh akuntan publik dalam jasa auditing dan jasa pemeriksaan, karena lingkup prosedur yang di gunakan oleh akuntan publik dalam pengumpulan bukti lebih sempit dalam jasa review dibandingkan dengan yang di gunakan dalam jasa auditing dan jasa pemeriksaan. Dalam menghasilkan jasa auditing dan pemeriksaan, akuntan publik melaksanakan berbagai prosedur berikut ini : inspeksi, observasi, konfirmasi, permintaan keterangan, pengusutan, pemeriksaan bukti pendukung, pelaksaanan ulang dan analisis. Dengan hanya dua prosedur (permintaan keuangan dan permintaan analisis) yang dilaksanakan dalam jasa review, akuntan publik memberikan keyakinan negatif atas asersi yang dibuat manajemen, sehingga tingkat keyakinan yang diberikan oleh akuntan dalam laporan hasil review lebih rendah dibandingkan dengan tingkat yang diberikan dalam jasa auditing dan pemeriksaan.

4.        Prosedur yang disepakati
Jasa atestasi atas jasa arsersi manajemen dapat dilakukan oleh akuntan publik berdasarkan prosedur yang di sepakati antara klien dengan akuntan publik. Lingkup pekerjaan yang dilaksanakan oleh akuntan publik dalam menghasilkan jasa atestasi denga prosedur yang di sepakati lebih sempit dibandingkan dengan auditing dan pemeriksaan . Sebagai contoh, klien dan akuntan publik dapat bersepakat bahwa prosedur tertentu akan diterapkan terhadap unsur dan akun tertentu dalam suatu laporan keuangan, bukan terhadap semua unsur laporan keuangan. Untuk tipe jasa ini, akuntan publik dapat menerbitkan suatu “ ringkasan temuan” atau suatu keyakinan negatif yang dihasilkan dalam jasa review.



·         ·         Jasa non atestasi

Jasa non atestasi adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik yang di dalamnya ia tidak memberikan suatu pendapat, keyakinan negatif, ringkasan temuan atau bentuk lain keyakinan. Jenis data non atestasi yang dihasilkan oleh akuntan publik adalah jasa kompilasi, jasa perpajakkan, jasa konsultasi manajemen. Dalam jasa kompilasai, akuntan publik melaksanakan berbagai jasa akuntansi kliennya,seperti pencatatan (baik dengan manual maupun dengan komputer) transaksi akuntasi bagi kliennya sampai dengan penyusunan laporan keuangan. Jasa perpajakan meliputi bantuan yang diberikan oleh akuntan publik kepada kliennya dalam pengisian Surat Pemberitahuan Pajak (SPT) pajak penghasilan dan bertindak mewakili kliennya dalam menghadapi masalah perpajakan
  
0 
·         Tuliskanlah 1 penjadwalan dan pengawasan
PENJADWALAN DAN PENGAWASAN

Penjadwalan Proyek adalah kegiatan menetapkan jangka waktu kegiatan proyek yang harus diselesaikan, bahan baku, tenaga kerja serta waktu yang dibutuhkan oleh setiap aktivitas.

Manfaat Penjadwalan Proyek :


·          Menunjukkan hubungan tiap kegiatan lainnya dan terhadap keseluruhan proyek.
·         Mengidentifikasikan hubungan yang harus didahulukan di antara kegiatan. 
·         —Menunjukkan perkiraan biaya dan waktu yang realistis untuk tiap kegiatan.—
·         Membantu penggunaan tenaga kerja, uang dan sumber daya lainnya dengan cara hal-hal kritis pada proyek.

Faktor-Faktor Penjadwalan Proyek :


·         —   Kebutuhan dan fungsi proyek tersebut. Dengan selesainya proyek itu proyek diharapkan dapat dimanfaatkan sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan. 
·         Keterkaitannya dengan proyek berikutnya ataupun kelanjutan dari proyek selanjutnya. 
·         Alasan social politis lainnya, apabila proyek tersebut milik pemerintah. 
·         Kondisi alam dan lokasi proyek. 
·         Keterjangkauan lokasi proyek ditinjau dari fasilitas perhubungannya. 
·         Ketersediaan dan keterkaitan sumber daya material, peralatan, dan material pelengkap lainnya yang menunjang terwujudnya proyek tersebut. 
·         Kapasitas atau daya tampung area kerja proyek terhadap sumber daya yang dipergunakan selama operasional pelaksanaan berlangsung. 
·         Produktivitas sumber daya, peralatan proyek dan tenaga kerja proyek, selama operasional berlangsung dengan referensi dan perhitungan yang memenuhi aturan teknis. 
·         Cuaca, musim dan gejala alam lainnya. 
·         Referensi hari kerja efektif.

Penjadwalan tugas-tugas (kegiatan) dapat menggunakan :

1.        Grafik Gantt 
Merupakan suatu grafik dimana ditampilkan kotak-kotak yang mewakili setiap tugas  (kegiatan) dan panjang masing-masing setiap kotak menunjukkan panjang relatif  tugas-tugas yang dikerjakan.

2.        Diagram PERT (Program Evaluation and Review Techniques)
Suatu program (proyek) diwakili dengan jaringan simpul dan tanda  panah yang kemudian     dievaluasi untuk menentukan kegiatan-kegiatan  terpenting, meningkatkan jadwal yang diperlukan dan merevisI         kemajuan-kemajuan saat proyek telah dijalankan. Diagram PERT  lebih baik dari Gantt, karena :

·         Mudah mengidentifikasi tingkat prioritas.
·          Mudah mengidentifikasi jalur kritis dan kegiatan-kegiatan kritis. 
·         Mudah menentukan waktu kendur.
Ada dua jenis biaya yang harus diperhitungkan dalam   pembuatan keputusan suatu masalah dengan PERT oleh manajer proyek yang rasional, yaitu : 
19.  Biaya tidak langsung (indirect  cost) yaitu biaya-biaya overhead proyek, termasuk biaya-biaya tetap yang naik dengan mundurnya waktu penyelesian proyek seperti sewa perlatan, gaji manajer, asuransi kekayaan, biaya bunga. 
20.  Biaya kegunaan (utility cost) yaitu biaya-biaya yang berhubungan dengan waktu penyelesaian proyek berupa laba atau keuntungan potensial yang bias diperoleh seandainya terjadi penundaan.

3.        Penjadwalan proyek berbasis komputer menggunakan PC untuk membuat jadwal proyek lebih praktis  dan menguntungkan. Contoh program penjadwalan yaitu Ms. Project, Symantec’s Timeline dan Computer Associates’ CA-Super Project.

Pengawasan adalah tahap akhir dalam manajemen proyek . Pengawasan proyek (project control) meliputi penggunaan diagram anak panah dan time-chart yang digunakan untuk membuat laporan kemajuan proyek secara periodik. Jaringan kerja perlu diperbarui dan dianalisis, dan jika diperlukan dapat dibuat suatu jadwal baru untuk sisa bagian proyek yang belum selesai .
  

Tradisi Adat Jawa

Jawa adalah salah satu Pulau di Indonesia yang memiliki segudang adat istiadat dan kebudayaan, karena Jawa adalah pusat pemerintahan di Indonesia sejak zaman penjajahan. Budaya Jawa sangat beragam dan unik. Wong Jowo atau orang jawa penduduknya dikenal sangat kreatif dan sangat pandai memaknai segala sesuatunya. Disetiap daerah memang terdapat kebudayaan masing - masing walaupun masih sama sekabupaten. Seperti kata pepatah “ Desa mawa cara, Negara mawa tata”  yang memiliki arti bahwa desa mempunyai adat sendiri, begitupun dengan sebuah Negara pasti memiliki aturan atau hukum tertentu. Peribahasa ini juga mengingatkan kepada para pendatang yang tinggal di daerah lain. Di mana mereka berada, seseorang harus pandai memahami, menghormati, dan menyesuaikan diri dengan adat - istiadat setempat. Seperti peribahasa dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung. Yang memiliki arti bahwa “Mana yang disetujui digunakan, mana yang tidak disepakati jangan diterapkan”. Meskipun demikian, janganlah melecehkan nilai - nilai yang tidak disetujui, apalagi bermaksud mengubahnya secara drastis. Sebab, perbuatan tersebut kemungkinan besar dapat menimbulkan kesalahpahaman dengan pihak lain yang berujung pada konflik yang tidak diiginkan.

Masyarakat Jawa dikenal dengan tingkat religius yang tinggi dan masih sangat kental dengan tradisinya. Jika pada umumnya kita makan ketupat di hari pertama Idul Fitri atau 1 Syawal, lain halnya dengan warga Demak. Masyarakat demak menyantap ketupat setelah  seminggu lebaran Idul Fitri. Baik ketupat buatan rumahan maupun ketupat yang dijual di pasar - pasar tradisional, masyarakat demak baru akan membuat ketupat menjelang 8 Syawal. Pemilihan tanggal 8 dikarenakan pada tanggal 2 - 7 Syawal sebagian umat muslim yang  melakukan puasa Syawal. Masyarakat Jawa Tengah menyebutnya bodo kupat atau bodo cilik. Bodo atau ba’da berarti setelah atau selesai. Jadi, kurang lebih artinya adalah kemenangan yang dirayakan dengan makan ketupat setelah berpuasa kecil (6 hari di bulan Syawal).

Saat merayakan bodo kupat, warga Demak saling berbagi ketupat dan lauknya dengan tetangga sebagai simbol permohonan maaf dan silaturahmi. Acara silaturahim ini umumnya dilakukan oleh masyarakat Jawa dimana yang muda mengunjungi yang lebih tua. Hal ini mencerminkan pandangan hidup orang Jawa, bahwa orang hidup harus tepa selira, unggah-ungguh (tahu tata krama dan sopan santun). Biasanya yang muda membawa makanan khas ketupat dengan lauk opor ayam yang akan diberikan kepada kerabat yang lebih tua. Makanan ini nantinya akan disantap bersama-sama dengan kerabat. Makanan ketupat inilah yang menjadi ciri khas pada lebaran ketupat, sehingga hampir dipastikan di tiap keluarga masyarakat Demak akan menghidangkan suguhan ketupat dengan lauknya opor ayam dan sambal goreng setiap lebaran ketupat tiba. Selain ketupat, mereka juga saling mengantarkan lepet. Karena ketupat dan lepet memiliki makna filosofis positif yang jika dirangkum menjadi ‘mengakui segala kesalahan dan memohon maaf dengan hati bersih, kemudian mengubur kesalahan tersebut dalam-dalam untuk tidak diulangi, agar persaudaraan semakin erat, tidak ada dendam hingga ajal menjelang’.
Selain filosofi tersebut ada arti filosofi dalam versi lain yaitu ketupat dan lepet. Jika ketupat terbuat dari beras atau padi sedangkan Lepet terbuat dari beras ketan. Dari kedua makanan khas tersebut  mempunyai simbol tersendiri. KETUPAT sebagai simbol wanita, hal ini bisa kita lihat ketika akan membelah ketupat kita biasanya membelahnya dari arah tengah. Sedangkan LEPET sebagai simbol pria, karena bentuknya yang panjang. Disamping itu pada LEPET ada 3 tali yang mengikat sebagai simbol IMAN, ILMU dan AMAL.
Selain itu masyarakat Demak juga mempunyai tradisi yang tidak pernah ditinggalkan pada saat bodo kupat tiba. Warga demak yang umumnya adalah seorang nelayan, mereka bersama - sama menuju ke Pantai Kartini Jepara dengan menggunakan perahu yang biasanya sehari - hari digunakan, sambil membawa seserahan atau sesajen untuk leluhur. Sesampainya dipantai kartini warga demak berkumpul ditengah - tengah pantai dengan menggunakan perahu mereka, dan bersama - sama meletakkan seserahan atau sesajen ditengah laut untuk lelehur sebagai bentuk syukur dari para nelayan yang sehari - hari bergelut dengan ombak untuk mencari nafkah. Setelah meletakan seserahan atau sesajen untuk leluhur biasanya para nelayan menyirami perahu mereka masing – masing dengan air laut agar perahu tersebut berkah saat digunakan dalam bekerja.


Sumber : https://novianggrainiputri.wordpress.com/2014/04/07/adat-istiadat-tradisi-syawalan- kupat-dan-lepet/


Nama kelompok : Raden Panji Bagus Satrio Hardianingtyas Utomo (25212811)