1.
Berapa jumlah PSAK dalam hasil adopsi IFRS?
Jawab:
Jumlah IFRS yang telah diadopsi ke PSAK
ada sebanyak 47 IFRS, yaitu sebagai berikut:
1.
PSAK 1 Penyajian Laporan Keuangan (Revisi 2009)
2.
PSAK 2 Laporan Arus Kas (Revisi 2009)
3.
PSAK 3 Laporan Keuangan
Interim (Revisi 2010)
4.
PSAK 4 Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri
(Revisi 2009)
5.
PSAK 5 Segmen Operasi (Revisi 2009)
6.
PSAK 7 Pengungkapan Pihak-Pihak
Berelasi (Revisi 2009)
7.
PSAK 8 Peristiwa Setelah Akhir
Periode Pelaporan (Revisi 2010)
8.
PSAK 10 Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing (Revisi 2009)
9.
PSAK 12 Ventura Bersama (Revisi 2009)
10. PSAK 13 Properti Investasi (Revisi 2011)
11. PSAK 14 Persediaan (Revisi 2008)
12. PSAK 15 Investasi pada Asosiasi (Revisi 2009)
13. PSAK 16 Aset Tetap (Revisi 2011)
14. PSAK 18 Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya (Revisi 2010)
15. PSAK 19 Aset Tidak Berwujud (Revisi 2009)
16. PSAK 22 Kombinasi Bisnis (Revisi 2010)
17 .
PSAK 23 Pendapatan (Revisi 2009)
18. PSAK 24 Imbalan Kerja (Revisi 2010)
19. PSAK 25 Kebijakan Akuntansi, Estimasi, Kesalahan (Revisi 2009)
20.
PSAK 26 Biaya Pinjaman (Revisi 2011)
21.
PSAK 28 Akuntansi Asuransi Kerugian (Revisi 2010)
22. PSAK 30 Sewa (Revisi 2011)
23.
PSAK 31 Instrumen Keuangan: Pengungkapan (Revisi 2009)
24. PSAK 33 Akuntansi Pertambangan Umum (Revisi 2011)
25. PSAK 34 Kontrak Kontruksi (Revisi 2010)
26.
PSAK 36 Akuntansi Asuransi Jiwa (Revisi 2010)
27.
PSAK 38 Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali (Revisi 2011)
28. PSAK 45 Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba (Revisi 2010)
29. PSAK 46 Pajak Penghasilan (Revisi 2010)
30. PSAK 48 Penurunan Nilai Aset (Revisi 2009)
31. PSAK 50 Instrumen Keuangan: Penyajian (Revisi 2010)
32 . PSAK 53 Pembayaran Berbasis Saham (Revisi 2010)
33. PSAK 55 Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran (Revisi 2011)
34. PSAK 56 Laba per Saham (Revisi 2010)
35.
PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban dan Aset Kontinjensi (Revisi 2009)
36. PSAK 58 Aset Tidak Lancar
37. PSAK 60 Instrumen Keuangan: Pengungkapan)
38. PSAK 61 Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah
39. PSAK 62 Kontrak Asuransi
40. PSAK 63 Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi
41. PSAK 64 Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral
42. PSAK 107 Akuntansi Ijarah
43. PSAK 108 Penyelesaian Utang Piutang Murabahah
44. PSAK 109 Akuntansi Zakat Infaq Sedekah
45. PSAK 110 Akuntansi Hawalah
46. PSAK 111 Akuntansi Asuransi Syariah
47. PSAK ETAP
2. Sebutkan PSAK yang dihapus setelah mengadopsi IFRS!
Jawab:
Setelah Indonesia mengadopsi penuh IFRS,
PSAK khusus industri dihapus. IFRS adalah standar yang disusun dengan basis
transaksi dan perlakukan khusus elemen laporan keuangan bukan industri,
sehingga semua standar yang terkait
dengan industri dihapus. PSAK yang tidak ada rujukannya dalam IFRS juga dicabut
diantaranya akuntansi waran, anjak piutang, restrukturisasi utang piutang
bermasalah. Standar ini dicabut karena telah tercakup dalam pengaturan PSAK 50
dan 55 tentang Instrumen Keuangan. PSAK industri yang saat ini telah dicabut
adalah:
1.
PSAK 32 Akuntansi Kehutanan,
2.
PSAK 35 Akuntansi Pendapatan Jasa Telekomunikasi
3.
PSAK 37 Akuntansi Penyelenggaraan Jalan Tol
4.
PSAK 31 (revisi 2000) Akuntansi Perbankan
5.
PSAK 42 Akuntansi Perusahaan Efek.
3.
Pilih salah satu PSAK yang mengadopsi IFRS! Ringkas dan beri komentar!
Jawab:
PSAK 101 Penyajian Laporan Keuangan
Syariah mengatur penyajian dan pengungkapan laporan keuangan untuk tujuan umum
(general purpose financial statements) untuk entitas syariah, yang selanjutnya
disebut “laporan keuangan”. Laporan keuangan menyajikan informasi mengenai
entitas syariah yang meliputi:
(a) aset;
(b) kewajiban;
(c) dana syirkah temporer;
(d) ekuitas;
(e) pendapatan dan beban termasuk
keuntungan dan kerugian;
(f) arus kas;
(g) dana zakat; dan
(h) dana kebajikan.
Komentar: Seperti halnya penyajian
laporan keuangan umum, penyajian laporan keuangan syariah harus mempunyai
standar umum. Standar ini harus
diperhatikan ketika suatu entitas akan membuat laporan keuangan syariah.
Sumber:
http://untag-himatansi.blogspot.co.id/2015/01/psak-dan-isak-exposure-draft.html
https://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2012/06/Dampak-Implementasi-IFRS.doc
http://www.iaiglobal.or.id/v02/prinsip_akuntansi/standar.php?cat=SAK%20Syariah&id=63
Tugas Audit 2
Jasa yang diberikan oleh para staf profesional
suatu kantor akuntan publik, menurut (Mulyadi, 1998;5-7), dapat di
klasifikasikan menjadi dua, yaitu: jasa atestasi dan jasa non atestasi.
Atestasi adalah suatu pernyataan atau pertimbanagn seseorang yang independen
dan kompeten mengenai kesesuaian, dalam segala hal yang signifikan, asersi
(pernyataan manajemen yang terkandung dalam komponen keuangan) suatu entitas
(kesatuan) dengan kriteria yang telah ditetapkan. Ada empat jenis jasa atestasi
yang dapat diberikan oleh suatu kantor akuntan publik, yaitu:
1. Auditing
Jasa auditing mencakup perolehan dan penilaian bukti yang
mendasari laporan keuangan historis suatu entitas yang berisi asersi yang
dibuat oleh manajemen entiras tersebut. Akuntan pubik yang memberikan jasa
auditing disebut dengan istilah auditor. Atas dasar audit yang dilaksanakan
terhadap laporan keuangan historis suatu entiras, auditor menyatakan suatu
pendapat mengenai apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar,
dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha entitas sesuai
dengan prinsip akuntansi berterima umum. Dalam menyajikan jasa auditing iini,
auditor memberikan keyakinan positif (positive assurance) atas asersi yang
dibuat oleh manajemen dalam laporan keuangan historis. Keyakinan (assurance)
menunjukan tingkat kepastian yang ingin dicapai dan yang ingin disampaikan oleh
auditor bahwa kesimpulannya yang dinyatakkan dalam laporannya adalah benar.
Tingkat keyakinan yang dapat dicapai oleh auditor ditentukan oleh hasil
pengumpulan bukti. Semakin banyak jumlah bukti kompeten dan releven yang
dikumpulkan, semakin tinggi tingkat keyakinan yang dicapai oleh auditor. Jasa
ini merupakan jasa profesi akuntan publik yang paling dikenal dalam masyarakat
dan seringkali disebut sebagai jasa tradisional profesi akuntan publik.
2. Pemerikasaan
Istilah pemeriksaan digunakan untuk jasa lain yang dihasilkan
oleh profesi akuntan publik yang berupa pernyataan suatu pendapat tentang
kesesuaian asersi yang dibuat oleh pihak lain dengan kriteria yang telah di
tetapkan. Contoh kasus pemeriksaan profesi akuntan publik adalah pemeriksaan
terhadap informasi keuangan prospektif dan pemeriksaan untuk menentukan
kesesuaian pengendalian intern suatu entitas dengan kriteria yang di tetapkan
oleh instansi pemerintah atau badan pengatur. Dalam menghasilkan jasa
pemeriksaan, akuntan publik memberikan keyakinan positif atas asersi dibuat
oleh manajemen. Pemeriksaan yang dilaksanakan oleh profesi akuntan publik
terhadap laporan keuangan historis disebut dengan istilah auditing dan akuntan
yang menghasilkan jasa adalah auditing disebut dengan istilah auditor.
Pemeriksaan oleh profesi akuntan publik selain terhadap keuangan historis,
seperti misalnya terhadap informasi keuangan prospektif, disebut dengan istilah
pemeriksaan dan akuntan publik yang menghasilkan jasa pemeriksaan semacam ini
disebut dengan praktisi. Dengan demikian istilah audit dan auditor khusus
digunakan jika profesi akuntan publik berkaitan dengan atestasi atas asersi yang
terkandung dalam laporan keuangan historis.
3. Review
Jasa review terutama berupa permintaan keterangan dan prosedur
analisis terhadap informasi keuangan suatu entitas dengan tujuan untuk
memberikan keyakinan negatif atas asersi yang tekandung dalam informasi
keuangan tersebut. Keyakinan negatif lebih rendah tingkatnya dibandingkan
dengan keyakinan positif yang diberikan oleh akuntan publik dalam jasa auditing
dan jasa pemeriksaan, karena lingkup prosedur yang di gunakan oleh akuntan
publik dalam pengumpulan bukti lebih sempit dalam jasa review dibandingkan dengan
yang di gunakan dalam jasa auditing dan jasa pemeriksaan. Dalam menghasilkan
jasa auditing dan pemeriksaan, akuntan publik melaksanakan berbagai prosedur
berikut ini : inspeksi, observasi, konfirmasi, permintaan keterangan,
pengusutan, pemeriksaan bukti pendukung, pelaksaanan ulang dan analisis. Dengan
hanya dua prosedur (permintaan keuangan dan permintaan analisis) yang
dilaksanakan dalam jasa review, akuntan publik memberikan keyakinan negatif
atas asersi yang dibuat manajemen, sehingga tingkat keyakinan yang diberikan
oleh akuntan dalam laporan hasil review lebih rendah dibandingkan dengan
tingkat yang diberikan dalam jasa auditing dan pemeriksaan.
4. Prosedur
yang disepakati
Jasa atestasi atas jasa arsersi manajemen dapat dilakukan oleh
akuntan publik berdasarkan prosedur yang di sepakati antara klien dengan
akuntan publik. Lingkup pekerjaan yang dilaksanakan oleh akuntan publik dalam
menghasilkan jasa atestasi denga prosedur yang di sepakati lebih sempit
dibandingkan dengan auditing dan pemeriksaan . Sebagai contoh, klien dan
akuntan publik dapat bersepakat bahwa prosedur tertentu akan diterapkan
terhadap unsur dan akun tertentu dalam suatu laporan keuangan, bukan terhadap semua
unsur laporan keuangan. Untuk tipe jasa ini, akuntan publik dapat menerbitkan
suatu “ ringkasan temuan” atau suatu keyakinan negatif yang dihasilkan dalam
jasa review.
·
· Jasa
non atestasi
Jasa non atestasi
adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik yang di dalamnya ia tidak
memberikan suatu pendapat, keyakinan negatif, ringkasan temuan atau bentuk lain
keyakinan. Jenis data non atestasi yang dihasilkan oleh akuntan publik adalah
jasa kompilasi, jasa perpajakkan, jasa konsultasi manajemen. Dalam jasa
kompilasai, akuntan publik melaksanakan berbagai jasa akuntansi
kliennya,seperti pencatatan (baik dengan manual maupun dengan komputer)
transaksi akuntasi bagi kliennya sampai dengan penyusunan laporan keuangan.
Jasa perpajakan meliputi bantuan yang diberikan oleh akuntan publik kepada
kliennya dalam pengisian Surat Pemberitahuan Pajak (SPT) pajak penghasilan dan
bertindak mewakili kliennya dalam menghadapi masalah perpajakan
0
·
Tuliskanlah 1
penjadwalan dan pengawasan
PENJADWALAN DAN
PENGAWASAN
Penjadwalan Proyek
adalah kegiatan menetapkan jangka waktu kegiatan proyek yang harus
diselesaikan, bahan baku, tenaga kerja serta waktu yang dibutuhkan oleh setiap
aktivitas.
Manfaat Penjadwalan
Proyek :
·
Menunjukkan
hubungan tiap kegiatan lainnya dan terhadap keseluruhan proyek.
·
Mengidentifikasikan
hubungan yang harus didahulukan di antara kegiatan.
·
Menunjukkan perkiraan
biaya dan waktu yang realistis untuk tiap kegiatan.
·
Membantu penggunaan
tenaga kerja, uang dan sumber daya lainnya dengan cara hal-hal kritis pada
proyek.
Faktor-Faktor
Penjadwalan Proyek :
·
Kebutuhan
dan fungsi proyek tersebut. Dengan selesainya proyek itu proyek diharapkan
dapat dimanfaatkan sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan.
·
Keterkaitannya dengan
proyek berikutnya ataupun kelanjutan dari proyek selanjutnya.
·
Alasan social politis
lainnya, apabila proyek tersebut milik pemerintah.
·
Kondisi alam dan
lokasi proyek.
·
Keterjangkauan lokasi
proyek ditinjau dari fasilitas perhubungannya.
·
Ketersediaan dan
keterkaitan sumber daya material, peralatan, dan material pelengkap lainnya
yang menunjang terwujudnya proyek tersebut.
·
Kapasitas atau daya
tampung area kerja proyek terhadap sumber daya yang dipergunakan selama
operasional pelaksanaan berlangsung.
·
Produktivitas sumber
daya, peralatan proyek dan tenaga kerja proyek, selama operasional berlangsung
dengan referensi dan perhitungan yang memenuhi aturan teknis.
·
Cuaca, musim dan
gejala alam lainnya.
·
Referensi hari kerja
efektif.
Penjadwalan
tugas-tugas (kegiatan) dapat menggunakan :
1. Grafik
Gantt
Merupakan suatu grafik dimana ditampilkan kotak-kotak yang
mewakili setiap tugas (kegiatan) dan panjang masing-masing
setiap kotak menunjukkan panjang relatif tugas-tugas yang
dikerjakan.
2. Diagram
PERT (Program Evaluation and Review Techniques)
Suatu program (proyek) diwakili dengan jaringan simpul dan
tanda panah yang kemudian dievaluasi
untuk menentukan kegiatan-kegiatan terpenting, meningkatkan jadwal
yang diperlukan dan merevisI kemajuan-kemajuan
saat proyek telah dijalankan. Diagram PERT lebih baik dari Gantt,
karena :
·
Mudah mengidentifikasi
tingkat prioritas.
·
Mudah
mengidentifikasi jalur kritis dan kegiatan-kegiatan kritis.
·
Mudah menentukan waktu
kendur.
Ada dua jenis biaya yang harus diperhitungkan dalam pembuatan
keputusan suatu masalah dengan PERT oleh manajer proyek yang
rasional, yaitu :
19. Biaya tidak langsung (indirect cost)
yaitu biaya-biaya overhead proyek, termasuk biaya-biaya tetap yang naik dengan
mundurnya waktu penyelesian proyek seperti sewa perlatan, gaji manajer,
asuransi kekayaan, biaya bunga.
20. Biaya kegunaan (utility cost) yaitu
biaya-biaya yang berhubungan dengan waktu penyelesaian proyek berupa laba atau
keuntungan potensial yang bias diperoleh seandainya terjadi penundaan.
3. Penjadwalan
proyek berbasis komputer menggunakan PC untuk membuat jadwal proyek lebih
praktis dan menguntungkan. Contoh program penjadwalan yaitu Ms.
Project, Symantec’s Timeline dan Computer Associates’ CA-Super Project.
Pengawasan adalah tahap
akhir dalam manajemen proyek . Pengawasan proyek (project control)
meliputi penggunaan diagram anak panah dan time-chart yang
digunakan untuk membuat laporan kemajuan proyek secara periodik. Jaringan kerja
perlu diperbarui dan dianalisis, dan jika diperlukan dapat dibuat suatu jadwal
baru untuk sisa bagian proyek yang belum selesai .
Tradisi Adat Jawa
Jawa adalah salah satu Pulau di Indonesia yang memiliki segudang
adat istiadat dan kebudayaan, karena Jawa adalah pusat pemerintahan di
Indonesia sejak zaman penjajahan. Budaya Jawa sangat beragam dan
unik. Wong Jowo atau orang jawa penduduknya dikenal sangat kreatif dan
sangat pandai memaknai segala sesuatunya. Disetiap daerah memang terdapat
kebudayaan masing - masing walaupun masih sama sekabupaten. Seperti kata
pepatah “ Desa mawa cara, Negara mawa tata” yang memiliki arti bahwa
desa mempunyai adat sendiri, begitupun dengan sebuah Negara pasti memiliki
aturan atau hukum tertentu. Peribahasa ini juga mengingatkan kepada para
pendatang yang tinggal di daerah lain. Di mana mereka berada, seseorang harus
pandai memahami, menghormati, dan menyesuaikan diri dengan adat - istiadat
setempat. Seperti peribahasa dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung. Yang
memiliki arti bahwa “Mana yang disetujui digunakan, mana yang tidak disepakati
jangan diterapkan”. Meskipun demikian, janganlah melecehkan nilai - nilai yang
tidak disetujui, apalagi bermaksud mengubahnya secara drastis. Sebab, perbuatan
tersebut kemungkinan besar dapat menimbulkan kesalahpahaman dengan pihak lain
yang berujung pada konflik yang tidak diiginkan.
Masyarakat Jawa dikenal dengan tingkat religius yang tinggi dan
masih sangat kental dengan tradisinya. Jika pada umumnya kita makan ketupat di
hari pertama Idul Fitri atau 1 Syawal, lain halnya dengan warga Demak.
Masyarakat demak menyantap ketupat setelah seminggu lebaran Idul
Fitri. Baik ketupat buatan rumahan maupun ketupat yang dijual di pasar - pasar
tradisional, masyarakat demak baru akan membuat ketupat menjelang 8
Syawal. Pemilihan tanggal 8 dikarenakan pada tanggal 2 - 7 Syawal sebagian
umat muslim yang melakukan puasa Syawal. Masyarakat Jawa Tengah
menyebutnya bodo kupat atau bodo cilik. Bodo atau ba’da berarti setelah atau
selesai. Jadi, kurang lebih artinya adalah kemenangan yang dirayakan dengan
makan ketupat setelah berpuasa kecil (6 hari di bulan Syawal).
Saat merayakan bodo kupat, warga Demak saling berbagi ketupat
dan lauknya dengan tetangga sebagai simbol permohonan maaf dan silaturahmi.
Acara silaturahim ini umumnya dilakukan oleh masyarakat Jawa dimana yang muda
mengunjungi yang lebih tua. Hal ini mencerminkan pandangan hidup orang Jawa,
bahwa orang hidup harus tepa selira, unggah-ungguh (tahu tata krama dan sopan
santun). Biasanya yang muda membawa makanan khas ketupat dengan lauk opor ayam
yang akan diberikan kepada kerabat yang lebih tua. Makanan ini nantinya akan
disantap bersama-sama dengan kerabat. Makanan ketupat inilah yang menjadi ciri
khas pada lebaran ketupat, sehingga hampir dipastikan di tiap keluarga
masyarakat Demak akan menghidangkan suguhan ketupat dengan lauknya opor ayam
dan sambal goreng setiap lebaran ketupat tiba. Selain ketupat, mereka juga
saling mengantarkan lepet. Karena ketupat dan lepet memiliki makna filosofis
positif yang jika dirangkum menjadi ‘mengakui segala kesalahan dan memohon maaf
dengan hati bersih, kemudian mengubur kesalahan tersebut dalam-dalam untuk
tidak diulangi, agar persaudaraan semakin erat, tidak ada dendam hingga ajal
menjelang’.
Selain filosofi tersebut ada arti filosofi dalam versi lain
yaitu ketupat dan lepet. Jika ketupat terbuat dari beras atau padi sedangkan
Lepet terbuat dari beras ketan. Dari kedua makanan khas tersebut mempunyai
simbol tersendiri. KETUPAT sebagai simbol wanita, hal ini bisa kita lihat
ketika akan membelah ketupat kita biasanya membelahnya dari arah tengah.
Sedangkan LEPET sebagai simbol pria, karena bentuknya yang panjang. Disamping
itu pada LEPET ada 3 tali yang mengikat sebagai simbol IMAN, ILMU dan AMAL.
Selain itu masyarakat Demak juga mempunyai tradisi yang tidak
pernah ditinggalkan pada saat bodo kupat tiba. Warga demak yang umumnya adalah
seorang nelayan, mereka bersama - sama menuju ke Pantai Kartini Jepara dengan
menggunakan perahu yang biasanya sehari - hari digunakan, sambil membawa
seserahan atau sesajen untuk leluhur. Sesampainya dipantai kartini warga demak
berkumpul ditengah - tengah pantai dengan menggunakan perahu mereka, dan
bersama - sama meletakkan seserahan atau sesajen ditengah laut untuk lelehur
sebagai bentuk syukur dari para nelayan yang sehari - hari bergelut dengan
ombak untuk mencari nafkah. Setelah meletakan seserahan atau sesajen untuk
leluhur biasanya para nelayan menyirami perahu mereka masing – masing dengan
air laut agar perahu tersebut berkah saat digunakan dalam bekerja.
Sumber : https://novianggrainiputri.wordpress.com/2014/04/07/adat-istiadat-tradisi-syawalan-
kupat-dan-lepet/
Nama kelompok : Raden
Panji Bagus Satrio Hardianingtyas Utomo (25212811)